Minggu, 11 Desember 2011


Kapan Saat Tepat Membeli Rumah?

Angga Aliya - detikFinance 
Jakarta - Banyak orang merasa bingung saat hendak membeli rumah. Selain karena situasi perekonomian yang fluktuatif, orang merasa ragu membeli rumah karena merasa dana yang dimiliki tidak cukup besar.

Nah, di tengah situasi ekonomi tidak menentu seperti sekarang ini, anda bisa memperhatikan beberapa langkah yang mencirikan anda siap untuk berkomitmen membeli rumah. Jika ciri-ciri di bawah ini sudah cocok dengan anda, seperti dikutip dari investopedia, Rabu (7/12/2011), maka saatnya menelpon pengembang ataupun agen real estat dan mulailah proses berburu rumah.

Berikut tanda-tanda Anda sudah siap untuk membeli rumah:

1. Anda Siap Berkomitmen

Pertama-tama, jika anda belum siap berkomitmen, sebaiknya anda jangan dulu membeli rumah. Kepemilikan rumah dibuntuti dengan banyak kewajiban baru, seperti perawatan, pajak dan proses jual beli yang cukup rumit. Belum lagi anda harus melewati proses tersebut jika ingin pindah dan terpaksa menjual rumah tersebut.

Urusan notaris, biaya pindahan, dan biaya-biaya tambahan lainnya dalam membeli rumah biasanya cukup merepotkan. Dengan banyaknya biaya ini, akan sebaiknya memikirkan untuk tinggal di tempat tersebut untuk waktu yang cukup lama. Pekerjaan dengan gaji yang tetap harus menjadi pertimbangan utama dalam membeli rumah, tentunya supaya bisa lancar membayar kredit dan melunasinya dengan cepat jika ada tambahan pemasukan.

Jika anda merasa bisa berkomitmen untuk tinggal di rumah baru setidaknya selama lima tahun ke depan, maka ini waktu yang tepat untuk segera membeli rumah. Tapi, jika anda agak sulit untuk berkomitmen, tidak terlalu menjadi masalah karena anda bisa menyewakan atau menjual kembali saat anda berubah pikiran.

2. Biaya punya rumah lebih murah daripada sewa

Jika setelah anda perhatikan sewa rumah anda selama ini menjadi terlalu mahal daripada cicilan rumah per bulan, sudah saatnya mempertimbangkan untuk membeli rumah. Cari bank yang sesuai dengan keinginan dan mulailah membicarakan kredit pemilikan rumah (KPR). Cari lokasi yang sesuai dengan kantong, jangan memaksakan diri.

Hitung juga biaya pengeluaran lain-lain untuk rumah tersebut, seperti uang keamanan dan kebersihan, lalu bandingkan dengan biaya sewa rumah tadi. Jika ternyata biayanya lebih murah atau malah sama, sebaiknya anda alokasikan dana tersebut untuk cicilan rumah. Karena, daripada terus menerus bayar sewa namun tidak dapat apa-apa lebih baik uangnya 'ditabung' di rumah baru.

3. Situasi pasar mendukung

Jika permintaan mulai melambat dan banyak rumah dibangun namun sepi pembeli serta kondisi pasar yang sedang lesu, inilah situasi yang sangat mendukung untuk membeli rumah. Anda punya banyak kesempatan untuk menawar harga dalam situasi seperti ini. Bukan tidak mungkin anda mendapatkan rumah impian anda di bawah harga normal.

Satu hal yang harus anda perhatikan, jangan sampai salah membaca situasi karena jika permintaan sedang tinggi dan jumlah rumah terbatas, anda sama sekali tidak bisa melakukan penawaran. Bahkan, rumah impian anda bukan tidak mungkin harganya melonjak lebih dari setengah.

4. Bunga kredit rendah

Saat bunga KPR rendah, atau ada bank yang menurunkan tingkat bunganya, ini saat yang sangat tepat mencari rumah. Anda bisa mendapatkan bungan yang tidak terlalu 'mencekik' kantong anda setiap bulannya, yang ujung-ujungnya bisa menghemat beberapa juta rupiah dalam tahun-tahun mendatang.

Meski perbedaan bunganya hanya nol koma persen, pengaruhnya sangat banyak apalagi untuk jangkapanjang. Sebagai contoh, ada sebuah rumah dengan harga Rp 220 juta. Antara bunga 4,2% dan 4,5% ada selisih bunga sekitar Rp 13,993 juta untuk cicilan dalam jangka waktu 30 tahun. Uang sebesar itu tentu cukup besar dan bisa digunakan untuk keperluan lain.

5. Punya cukup tabungan untuk uang muka

Memiliki uang yang cukup besar di tabungan untuk uang muka rumah sama pentingnya dengan bunga yang rendah. Intinya, semakin kecil utang, semakin kecil cicilan dan bunganya yang harus dibayar per bulan. Jika punya uang banyak, anda tidak perlu berpikir panjang untuk segera menanamkan semuanya di sebuah rumah.

Memang sangat menggiurkan untuk menggunakan uang tersebut di hal-hal lain seperti jalan-jalan ke luar negeri, mobil baru, atau belanja. Tapi anda harus ingat, beberapa hal yang tadi disebutkan bukanlah sebuah investasi yang akan memberikan anda imbal hasil.

6. Tunggu musim yang tepat

Pada musim panas biasanya para pengembang menyediakan lebih banyak rumah dengan berbagai macam promosi untuk menarik pembeli. Tapi anda harus ingat juga, selain makin banyaknya rumah, pada waktu musim panas jumlah para pembeli pun bisa tiba-tiba membengkak.

Dengan demikian, anda akan mendapat sedikit hambatan dalam mencari rumah impian, belum lagi kesulitan untuk tawar-menawar. Dalam situasi seperti ini biasanya anda harus pintar-pintar melihat kondisi pasar.

Biasanya, meski tidak sering, banyak orang enggan membeli rumah pada saat musim hujan karena akan repot jika melakukan pindahan. Nah, ini bisa menjadi waktu yang cocok untuk membeli rumah. Namun, anda tidak perlu langsung menempati rumah tersebut. Tunggu sampai musim kembali panas dan anda bisa segera pindah ke rumah tersebut.

Kesimpulan:

Lazimnya, waktu yang tepat untuk menjual atau membeli rumah tidak sepenuhnya bisa anda kontrol. Akan tetapi, jika anda punya sedikit saja kesempatan untuk mengetahui waktu yang tepat, anda bisa menghemat uang cukup banyak. Anda harus ingat, membeli rumah adalah sebuah komitmen yang besar, jadi anda sebaiknya tidak tergesa-gesa jika belum siap benar untuk seluruh tanggung jawabnya.

Jika anda memang sudah benar-benar siap berkomitmen ditambah dengan adanya beberapa faktor pendukung seperti yang sudah dijabarkan di atas, maka sudah saatnya mencari rumah impian anda.

(ang/qom)
http://finance.detik.com/read/2011/12/07/083255/1784721/1016/kapan-saat-tepat-membeli-rumah?f9911023 

Rabu, 07 Desember 2011

Kabupaten Labuhanbatu


      Secara pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhanbatu, dari berbagai keterangan yang dihimpun diperoleh keterangan bahwa Belanda masuk ke Labuhanbatu berkisar Tahun 1825. Namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhanbatu setelah selesai Perang Paderi berkisar Tahun 1831). Pada Tahun 1862 kesatuan Angkatan Laut Belanda di Bawah Pimpinan “Bevel Hebee” datang ke Kampung   Labuhanbatu (di Hulu Kota Labuhan Bilik sekarang) melalui Sungai Barumun. Di Kampung Labuhanbatu tersebut Belanda membuat tempat pendaratan dari batu beton. Lama kelamaan tempat pendaratan tersebut berkembang menjadi tempat pendaratan/persinggahan Kapal-kapal yang kemudianmenjadi sebuah Kampung (Desa) yang lebih besar, namanya menjadi “Pelabuhan Batu”, akhirnya nama Pelabuhan Batu ini dipersingkat sebutannya menjadi “Labuhanbatu”. Kemudian nama itu melekat dan ditetapkan menjadi nama wilayah Kabupaten Labuhanbatu.

Letak dan Geografis
 

       Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis, Kabupaten Labuhanbatu berada pada 1041’ – 2044’ Lintang Utara, 99°33’ – 100°22’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 2.151 m di atas permukaan laut. Kabupaten Labuhanbatu menempati area seluas 256.138 Ha yang terdiri dari 9 Kecamatan dan 98 Desa/Kelurahan Definitif. Area Kabupaten Labuhanbatu di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan padang Lawas Utara, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Riau.
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Labuhanbatu beribukota di Rantauprapat.