Rabu, 07 Desember 2011

Kabupaten Labuhanbatu


      Secara pasti tidak diketahui kapan Belanda masuk ke Labuhanbatu, dari berbagai keterangan yang dihimpun diperoleh keterangan bahwa Belanda masuk ke Labuhanbatu berkisar Tahun 1825. Namun ada pula keterangan yang mengatakan bahwa kedatangan Belanda ke Labuhanbatu setelah selesai Perang Paderi berkisar Tahun 1831). Pada Tahun 1862 kesatuan Angkatan Laut Belanda di Bawah Pimpinan “Bevel Hebee” datang ke Kampung   Labuhanbatu (di Hulu Kota Labuhan Bilik sekarang) melalui Sungai Barumun. Di Kampung Labuhanbatu tersebut Belanda membuat tempat pendaratan dari batu beton. Lama kelamaan tempat pendaratan tersebut berkembang menjadi tempat pendaratan/persinggahan Kapal-kapal yang kemudianmenjadi sebuah Kampung (Desa) yang lebih besar, namanya menjadi “Pelabuhan Batu”, akhirnya nama Pelabuhan Batu ini dipersingkat sebutannya menjadi “Labuhanbatu”. Kemudian nama itu melekat dan ditetapkan menjadi nama wilayah Kabupaten Labuhanbatu.

Letak dan Geografis
 

       Kabupaten Labuhanbatu merupakan salah satu daerah yang berada di kawasan Pantai Timur Sumatera Utara. Secara geografis, Kabupaten Labuhanbatu berada pada 1041’ – 2044’ Lintang Utara, 99°33’ – 100°22’ Bujur Timur dengan ketinggian 0 – 2.151 m di atas permukaan laut. Kabupaten Labuhanbatu menempati area seluas 256.138 Ha yang terdiri dari 9 Kecamatan dan 98 Desa/Kelurahan Definitif. Area Kabupaten Labuhanbatu di sebelah Utara berbatasan dengan Selat Malaka dan Kabupaten Labuhanbatu Utara, di sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Selatan dan padang Lawas Utara, di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Labuhanbatu Utara, dan di sebelah Timur berbatasan dengan Propinsi Riau.
Seperti umumnya daerah-daerah lainnya yang berada di kawasan Sumatera Utara, Kabupaten Labuhanbatu beribukota di Rantauprapat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar